IPNU IPPNU SMKAW Gelar Peringatan 1 Abad NU

Hari Sabtu sebagai hari yang khusus dikembangkan sekolah untuk program pendidikan karakter diluar kelas diharapkan siswa memiliki kepribadian yang dapat mengembangkan potensi dasar dalam diri siswa sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik dan berperilaku baik.Terkhusus Kepramukaan yang wajib diikuti semua siswa diharapkan

siswa dapat  membangun dan memperkuat perilaku di masyarakat yang multikultur. Dan dalam rangka menyambut 1 Abad NU, 4 organisasi di SMK AW antara lain OSIS, IPNU IPPNU, Banjari Arrohmah dan Qiroatul Quran bekerja sama dalam memeriahkan 1 abad NU dengan diselenggarakannya Peringatan 1 Abad NU di Gedung B yang diselenggarakan pada hari Sabtu 4 Februari 2023.

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada 31 Januari 1962. Tahun ini NU memasuki usia 100 tahun atau 1 abad. Perayaan hari lahir Harlah) 1 Abad NU mengusung tema Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru. Puncak perayaan diselenggarakan pada 7 Februari 2023. Puncak resepsi Harlah 1 Abad NU diadakan di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, selama 24 jam non stop.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan penghargaan Anugerah 1 Abad NU kepada individu dan lembaga atas kontribusinya terhadap NU, umat, dan bangsa. Penghargaan ini diberikan pada Malam Anugerah Satu Abad NU di Teater Tanah Airku, Taman Indonesia Indah

Penghargaan ini terbagi atas tiga kategori, yaitu internasional, nasional, dan internal NU. Sementara internal NU terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu (1) Pengabdi Sepanjang Hayat, (2) Pondok Pesantren Berusia lebih 1 Abad, dan (3) Tokoh Pejuang NU.

Kategori Internasional 

  1. Universitas al-Azhar Kairo (Mesir) 
  2. Dzurriyah Sayyid Abbas bin Abdul Azis (Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki; Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki; Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Malik (Saudi Arabia) 
  3. Syaikh Yasin al-Fadani (Saudi Arabia)  
  4. Martin van Bruinessen (Belanda) 

Kategori Nasional 

  1. Ir. Soekarno (Tokoh Bangsa) 
  2. KH. Wahid Hasyim (Tokoh Pendidikan)  
  3. KH. Abdurrahman Wahid (Tokoh Kebudayaan) 
  4. Usmar Ismail (Tokoh Film dan Sastra)  

Kategori internal NU 

Pengabdi Sepanjang Hayat

  1. KH. Ali Yafie (Sulsel)  
  2. TGH. Turmudzi Badarudin (NTB)  
  3. Nyai Mahfudhoh Ali Ubaid (Jombang) 
  4. TGH. Tabrani Basri (Kalsel) 

Pondok Pesantren Berusia lebih 1 Abad;

  1. Pondok Pesantren Al-Kahfi Somolangu, Kebumen (1475) 
  2. Pondok Pesantren Mojosari, Loceret, Nganjuk (1710) 
  3. Pondok Pesantren Babakan, Cirebon (1715) 
  4. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan (1718) 
  5. Pondok Pesantren Jamsaren, Solo (1750) 
  6. Pondok Pesantren Buntet, Cirebon (1750) 
  7. Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik (1753) 
  8. Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gading, Malang (1768) 
  9. Pondok Pesantren Balerante, Cirebon (1779) 
  10. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah, Siwalan Panji, Sidoarjo (1787) 
  11. Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, Durenan, Trenggalek (1790) 
  12. Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon (1800-an) 
  13. Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang (1825) 
  14. Pondok Pesantren Watucongol, Magelang, (1830) 
  15. Pondok Pesantren Tremas, Pacitan (1830) 
  16. Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah, Kalibeber, Wonosobo (1832) 
  17. Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo (1839) 
  18. Pondok Pesantren Al-Hikamus Salafiyah, Cipulus, Purwakarta (1840) 
  19. Pondok Pesantren Al-Fauzan, Garut (1850) 
  20. Pondok Pesantren Langitan, Tuban (1852) 
  21. Pondok Pesantren MIS (Ma’hadul Ilmi Asy-Syar’i), Sarang, Rembang (1859) 
  22. Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Bangkalan (1861) 
  23. Pondok Pesantren Giri Kusumo, Mranggen (1868) 
  24. Pondok Pesantren Arriyadl, Ringinagung, Pare, Kediri (1870) 
  25. Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin, Pacul Gowang (1880) 
  26. Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung (1881) 
  27. Pondok Pesantren Al-Ashriyah, Genteng, Banyuwangi (1882) 
  28. Pondok Pesantren Roudatul Mubtadi’in, Balekambang, Jepara (1884) 
  29. Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang (1885) 
  30. Pondok Pesantren Al-Ihsan, Jampes, Kediri (1886) 
  31. Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep (1887) 
  32. Pondok Pesantren Darul Hikam, Bendo, Pare, Kediri (1889) 
  33. Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Lamongan (1898) 
  34. Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (1899) 
  35. Pondok Pesantren Gedongsari, Nganjuk (1901) 
  36. Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan, Bogor (1901) 
  37. Pondok Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Demak (1905) 
  38. Pondok Pesantren Kempek, Cirebon (1908) 
  39. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo (1908) 
  40. Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati (1910) 
  41. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri (1910) 
  42. Pondok Pesantren Al-Hikmah, Benda, Brebes (1911) 
  43. Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta (1911) 
  44. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember (1912) 
  45. Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah, Tegal (1913) 
  46. Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalsel (1914) 
  47. Pesantren Islam As Shiddiqi, Jember, (1915) 
  48. Pondok Pesantren Matla’ul Anwar Linahdhatil Ulama (MALNU) Pandeglang (1916) 
  49. Pondok Pesantren Denanyar, Jombang (1917) 
  50. Pondok Pesantren al-Qaumaniyah, Bareng, Kudus (1918) 
  51. Pondok Pesantren Apik, Kauman Kaliwungu, (1919) 
  52. Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Winong, Cirebon (1919) 
  53. Pondok Pesantren Al-Masturiyah, Sukabumi (1920) 
  54. Pondok Pesantren Mustofawiyah, Mandailing Natal, Sumut (1925) 
  55. Pondok Pesantren Ihya Ulumaddin, Cilacap (1925) 
  56. Pondok Pesantren Ploso, Kediri (1925)


Tokoh Pejuang NU

I. Penandatangan Naskah Pendirian NU 

  1. KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)
  2. KH. Wahab Hasbullah (Jombang)
  3. KH. Bisri Syansuri (Jombang) 
  4. KH. Raden Asnawi (Kudus) 
  5. KH. Nawawi (Pasuruan)
  6. KH. Ridwan Mujahid (Semarang) 
  7. KH. Maksum Ahmad (Rembang) 
  8. KH. Nahrawi Thahir (Malang) 
  9. H. Ndoro Muntaha (Bangkalan) 
  10. KH. Abdul Hamid Faqih (Gresik)
  11. KH. Abdul Halim (Cirebon) 
  12. KH. Ridwan Abdullah (Surabaya) 
  13. KH. Mas Alwi bin Abdul Azis (Surabaya) 
  14. KH. Abdullah Ubaid (Surabaya) 
  15. Syekh Ahmad Ghanaim al-Misri (Surabaya) 
  16. KH. Dahlan Ahyad (Surabaya)
  17. KH. Khalil Masyhuri (Rembang) 
  18. KH. Muhammad Zubair (Gresik) 
  19. KH. Faqih Mas Kumambang (Gresik) 
  20. KH. Muhammad Ma’ruf (Kediri) 
  21. H. Hasan Gipo (Surabaya) 
  22. KH. Syamsul Arifin (Situbondo) 
  23. KH. Raden Hambali (Kudus) 
  24. KH. Muhammad Hasan (Probolinggo)
  25. KH. Shaleh Lateng (Banyuwangi)  

II. Rais ‘Aam 

  1. Hadaratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari (1926-1947) 
  2. KH. Wahab Hasbullah (1947-1971) 
  3. KH. Bisri Syansuri (1971-1980)
  4. KH. Ali Ma’shum (1981-1984)
  5. KH. Achmad Siddiq (1984-1991)
  6. KH. Ali Yafie (1991-1992) 
  7. KH. Ilyas Ruchiyat (1992-1999) 
  8. KH. M. A Sahal Mahfudh (1999-2014) 
  9. KH. Ahmad Mustofa Bisri (2014-2015) 
  10. KH. Ma’ruf Amin (2015-2018)

 III. Ketua Umum Tanfidziyah 

  1. H. Hasan Gipo (1926-1929) 
  2. KH. Ahmad Noor (1929-1937) 
  3. KH. Mahfud Siddiq (1937-1944) 
  4. KH. Nahrawi Tahir (1944-1951) 
  5. KH. Abdul Wahid Hasyim (1951-1954) 
  6. KH. Muhammad Dahlan (1954-1956) 
  7. KH. Idham Chalid (1956 -1984) 
  8. KH. Abdurrahman Wahid (1984-1999)
  9. KH. Hasyim Muzadi (1999-2010)
  10. KH. Said Aqil Siroj (2010-2021)

 Sumber: https://www.nu.or.id/

 

 

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More posts